ACEHPUBLIK- Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., mengimbau
para peternak di Aceh untuk mewaspadai kembali merebaknya wabah Penyakit Mulut
dan Kuku (PMK) di Indonesia.
Ia menegaskan pentingnya langkah proaktif dalam memantau
kesehatan ternak, melakukan pencegahan dini, dan segera melaporkan kepada
petugas jika terdapat indikasi ternak terjangkit PMK.
Imbauan tersebut disampaikan Safrizal saat meninjau proses vaksinasi ternak
yang digelar Dinas Peternakan Aceh di kandang sapi warga di Gampong Emperom,
Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, pada Kamis (9/1).
Dalam kesempatan itu, Safrizal didampingi Kepala Dinas
Peternakan Aceh, Zalsufran, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar
Arafat, serta sejumlah pejabat terkait lainnya.
"Saya imbau kepada masyarakat, untuk penanganan wabah
penyakit mulut dan kuku ini agar direlokasi sapi-sapi yang telah terkena dan
segera melapor kepada petugas jika ada indikasi ternak terjangkit," kata
Safrizal.
Mantan Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ini juga
meminta dinas terkait untuk memperketat pengawasan di perbatasan Aceh guna
mencegah masuknya ternak yang terindikasi terjangkit PMK. Ia menegaskan bahwa
kewaspadaan ini harus melibatkan seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah,
peternak, dan masyarakat umum.
PMK adalah penyakit menular akut yang menyerang hewan
berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Penyakit ini
disebabkan oleh virus dari genus Aphthovirus dan sangat mudah menyebar melalui
kontak langsung, udara, atau peralatan yang terkontaminasi.
Gejala utama PMK meliputi demam tinggi, luka-luka di mulut
dan kuku, penurunan nafsu makan, serta produksi susu yang drastis menurun pada
ternak perah.
Wabah PMK dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar,
termasuk kematian ternak, penurunan produktivitas, dan pembatasan perdagangan
hewan antarwilayah. Oleh karena itu, upaya pencegahan seperti vaksinasi,
sanitasi kandang, serta pembatasan mobilitas ternak sangat diperlukan untuk
meminimalkan dampaknya.
Dengan langkah-langkah pengawasan yang ketat, Safrizal
berharap Aceh dapat menjadi daerah yang mampu mengendalikan penyebaran PMK
secara efektif. Ia juga mengajak seluruh peternak untuk tidak ragu melaporkan
setiap dugaan kasus kepada petugas terkait demi kebaikan bersama.